HPV (Human Papillomavirus)


 HPV

(Human Papillomavirus)


Apa itu HPV?
Human papillomavirus atau HPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan kulit, serta berpotensi menyebabkan kanker serviks. Infeksi virus ini ditandai dengan tumbuhnya kutil pada kulit di berbagai area tubuh, seperti lengan, tungkai, mulut, serta area kelamin. Infeksi virus HPV bisa menular melalui kontak langsung dengan kulit atau hubungan seks dengan penderita. Sebagian besar infeksi HPV tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala. Namun, diperkirakan sekitar 70% dari kasus kanker serviks di dunia disebabkan infeksi virus ini. Selena Agnesia S.


Penyebab HPV
Virus HPV hidup dalam sel permukaan kulit yang masuk melalui luka di kulit. Penyebaran infeksi HPV dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit penderita. Sebagian besar virus HPV menimbulkan kutil di kulit, sedangkan sebagian lainnya dapat memasuki tubuh melalui hubungan seksual. Ibu hamil juga bisa menularkan virus ini pada bayinya saat persalinan.

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko infeksi virus HPV, yaitu:

  • Sering berganti pasangan seksual
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
  • Memiliki luka terbuka di kulit
  • Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore atau chlamydia
  • Berhubungan seksual secara anal (melalui dubur)


Gejala HPV


 Kutil di bahu, lengan, dan jari tangan
 Kutil yang tumbuh di area ini berbentuk benjolan yang terasa kasar dan dapat terasa sakit serta rentan   mengalami perdarahan.



Kutil di telapak kaki (plantar warts)
Kutil di telapak kaki berbentuk bejolan keras dan terasa kasar sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman saat menapak.




Kutil di daerah wajah
Kutil di wajah memiliki permukaan yang datar (flat warts). Pada anak-anak, kutil di wajah lebih sering muncul di daerah rahang bawah.



Kutil kelamin
Kutil kelamin berbentuk seperti kembang kol dan bisa tumbuh pada kelamin wanita atau laki-laki. Selain di kelamin, kutil juga bisa tumbuh di dubur dan menimbulkan rasa gatal.




Pengobatan infeksi HPV 

Sebagian besar kasus HPV dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Namun, bagi yang telah terdiagnosis mengalami infeksi HPV, terutama wanita yang mengalami kutil kelamin, dokter kandungan akan menganjurkan pemeriksaan kembali dalam waktu 1 tahun.

Kunjungan ulang ke dokter ini bertujuan untuk mengetahui apakah penderita masih terinfeksi HPV dan adakah perubahan sel pada serviks (leher rahim) yang berisiko menimbulkan kanker serviks.


 Tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengobati kutil yang muncul akibat infeksi HPV adalah

Pemberian obat oles

Untuk kutil di kulit, dokter dapat memberikan obat oles yang berisi asam salisilat. Asam salisilat sebagai obat kutil kelamin berfungsi mengikis lapisan kutil secara bertahap.

Pengangkatan kutil

Jika obat oles tidak berhasil menghilangkan kutil, dokter dapat menghilangkan kutil dengan cara berikut:

  • Krioterapi, yaitu membekukan kutil dengan cairan nitrogen
  • Kauter, yaitu pembakaran kutil dengan aliran listrik
  • Operasi
  • Terapi sinar laser

Berbagai penanganan terhadap kutil ini tidak dapat membunuh virus HPV sehingga kutil dapat tumbuh kembali selama virus masih ada di dalam tubuh. Hingga saat ini tidak ada pengobatan yang dapat membunuh HPV.


Pencegahan Infeksi HPV

Langkah utama untuk mencegah infeksi HPV adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksin HPV menjadi salah satu vaksin wajib dalam program imunisasi nasional, untuk mencegah infeksi HPV yang bisa menyebabkan kanker serviks.

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan, berikut ini adalah anjuran pemberian vaksin HPV :

  • Anak perempuan usia di bawah 9–13 tahun dianjurkan untuk menjalani dua kali vaksinasi HPV dengan selang waktu 12 bulan
  • Perempuan usia di atas 13–45 tahun disarankan untuk menjalani tiga kali vaksinasi HPV, dengan jarak waktu 2 bulan antara vaksinasi pertama dan kedua, serta 6 bulan antara vaksinasi kedua dan ketiga


Perlu diketahui, pemberian vaksin ini digratiskan khusus bagi anak perempuan usia 9–13 tahun. Pemberian vaksin dilakukan tiap bulan Agustus melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Tidak hanya pada wanita, vaksinasi juga perlu dilakukan pada pria untuk mencegah penyebaran HPV. Pria dan wanita usia 27–45 tahun yang belum pernah menerima vaksin HPV juga dapat melakukan vaksinasi yang berjenis 9-valen.

Di samping vaksinasi, terdapat sejumlah langkah pencegahan yang dapat dilakukan, di antaranya :

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, agar jika ada infeksi HPV bisa cepat terdeteksi dan segera ditangani
  • Tidak menyentuh kutil secara langsung dan segera mencuci tangan jika tidak sengaja menyentuhnya
  • Melakukan hubungan seksual yang aman, antara lain dengan tidak bergonta-ganti pasangan dan selalu menggunakan kondom
  • Memakai alas kaki ketika beraktivitas di luar rumah agar tidak tertular infeksi HPV di tempat umum. Selena Agnesia S

Comments

Popular posts from this blog

Stroke

Insomnia

Diabetes