Rabies

 

Rabies

Stefanus Immanuel Wijaya • 8B • 30


Pengertian Rabies

Rabies adalah infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf manusia. Cara penularan virus yang jadi penyebab penyakit ini ke manusia adalah melalui gigitan hewan. Karena bisa menyebabkan kematian, penyakit ini harus tertangani dengan cepat. 

Nama lain dari rabies adalah penyakit anjing gila. Hal ini karena umumnya penyakit ini terjadi setelah digigit anjing. Meski begitu, ada banyak hewan lain yang juga bisa menyebabkan penyakit ini. 

Penyebab Rabies

Penyebab rabies adalah infeksi virus yang menular melalui gigitan hewan. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh ketika air liur hewan yang terinfeksi masuk melalui luka terbuka atau selaput lendir tubuh.

Berikut ini beberapa jenis hewan penyebabnya:

  • Kucing.
  • Sapi.
  • Anjing.
  • Musang. 
  • Kambing.  
  • Kuda.
  • Hewan liar.
  • Kelelawar.
  • Berang-berang.
  • Coyote.
  • Rubah.
  • Monyet.  
  • Rakun.
  • Sigung.

Faktor Risiko Rabies

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya rabies, yaitu:

  • Bepergian atau tinggal di negara berkembang.
  • Bersentuhan dengan hewan liar yang terinfeksi. Ini termasuk kelelawar dalam goa.
  • Bekerja sebagai dokter hewan.
  • Bekerja di laboratorium yang rentan berkontak dengan virus.
  • Memiliki luka terbuka pada kulit.
  • Menerima transplantasi organ dari orang yang terinfeksi.

Masa Inkubasi dan Sumber Penularan Rabies

Masa inkubasi rabies, atau waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala, bervariasi. Pada hewan, masa inkubasi penyakit ini adalah sekitar 3-8 minggu. Sementara itu, pada manusia, masa inkubasi umumnya 2-8 minggu. Namun, terkadang bisa 10 hari sampai 2 tahun. 

Sumber penularan yang utama adalah anjing, kucing, dan kera. Setelah virus masuk ke dalam tubuh manusia, selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau di dekat tempat gigitan.

Kemudian, virus akan bergerak ke ujung-ujung serabut saraf posterior, tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Selama proses perjalanan virus ke otak, virus akan membelah diri atau bereplikasi. 

Jika virus sudah mencapai otak, virus akan menyebar luas ke semua bagian neuron. Selain itu, virus juga akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak. 

Setelah bereplikasi pada neuron-neuron sentral, virus rabies akan bergerak keseluruh organ dan jaringan tubuh. Hingga akhirnya menyerang organ-organ dan jaringan tubuh yang penting. 

Lebih lanjut mengenai fakta seputar penyakit ini, bisa kamu baca di sini → Ini 5 Fakta tentang Penyakit Rabies

Gejala Rabies

Apa yang terjadi jika terkena rabies? Gejala penyakit ini umumnya muncul 3 hingga 12 minggu setelah kontak langsung dengan hewan terinfeksi. Beberapa gejala awal yang dapat muncul meliputi:

  • Peningkatan suhu tubuh.
  • Sakit kepala.
  • Merasa tidak enak badan.
  • Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan.

Beberapa hari kemudian, gejala lain yang dapat muncul adalah:

  • Kebingungan atau perilaku agresif.
  • Melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata (halusinasi).
  • Mulut memproduksi banyak air liur.
  • Kejang otot.
  • Kesulitan menelan dan bernapas.
  • Ketidakmampuan untuk bergerak (lumpuh).

Diagnosis Rabies

Hingga saat ini, belum ada pemeriksaan yang dapat mendiagnosis infeksi virus. Penyakit ini umumnya baru bisa terdeteksi setelah pengidap mengalami gejala.

Setelah gejala muncul, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan pada pengidap. Ini termasuk bekas gigitan, cakaran atau luka terbuka. Pemeriksaan dapat mengetahui seberapa besar risiko infeksi pada pengidap. 

Kategori luka rabies dari intensitas keparahannya adalah:

  • Rendah. Berupa jilatan atau sentuhan di kulit.
  • Sedang. Berupa gigitan atau cakaran yang tidak menyebabkan perdarahan.
  • Tinggi. Berupa gigitan, jilatan atau cakaran pada area luka terbuka, mata atau mulut dan menyebabkan perdarahan.

Setelah terdeteksi, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan prosedur ini:

  • Tes antibodi. Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekebalan tubuh untuk melawan virus.
  • CT scan atau MRI. ini bertujuan untuk mendeteksi peradangan pada otak akibat virus.
  • Biopsi. Ini bertujuan untuk mendeteksi protein virus dari sampel jaringan luka.
  • Kultur virus rabies atau PCR. ini bertujuan untuk mendeteksi adanya air liur hewan pada luka pengidap.

Prosedur diagnosis juga akan dokter lakukan pada hewan. Dokter hewan akan mengamati selama 10 hari untuk melihat tanda penyakit ini. Namun, ada atau tidaknya gejala pada hewan, dokter akan menyuntikkan vaksin untuk meminimalisir risiko infeksi.

Pertolongan Pertama dan Pengobatan Rabies

Pertolongan pertama yang bisa kamu lakukan jika baru saja tergigit hewan yang terkena infeksi virus rabies, adalah:

  • Jika ada perdarahan atau luka terbuka, tekan area luka dengan kain bersih atau kasa steril.
  • Bersihkan atau cuci luka gigitan atau cakaran hewan dengan air mengalir dan sabun, selama 10–15 menit.
  • Kemudian, oleskan cairan antiseptik dengan kandungan povidone iodine atau alkohol dengan kadar 70 persen ke area luka. 
  • Segeralah ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Di rumah sakit, dokter biasanya akan memeriksa dan membersihkan luka gigitan atau cakaran. Lalu, dokter akan memberi serum dan vaksin rabies. Dengan tujuan untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus ini, agar infeksi pada otak dapat kamu cegah.

Komplikasi Rabies

Beberapa komplikasi rabies yang dapat terjadi adalah:

  • Distonia yaitu kontraksi otot tanpa terkendali.
  • Balismus yaitu gerakan tubuh tanpa sadar.
  • Koreoatetosis yaitu gerakan tidak terkendali berupa hentakan.
  • Gangguan motorik halus.
  • Gangguan pola berjalan.
  • Masalah pada komunikasi verbal dan nonverbal.
  • Perubahan kekuatan motorik pada lengan dan tungkai.

Apakah Rabies Bisa Dicegah?

Lakukan cara ini untuk mencegah paparan virus rabies.

  • Vaksinasi hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing.
  • Hindari kontak hewan peliharaan dengan hewan liar, terutama yang menunjukkan gejala.
  • Tutup semua celah dan lubang di rumah yang bisa jadi sarang hewan liar.
  • Dapatkan vaksin rabies.

Selain itu, pencegahan dan pemberantasan penyakit ini dapat kamu lakukan dengan memberi vaksin rabies pada hewan peliharaan, setiap 1 tahun sekali. 

Kapan ke Dokter?

Segera buat janji medis setelah digigit, dijilat atau dicakar oleh hewan. Perawatan yang tepat dan cepat dapat meminimalisir risiko komplikasi yang serius. Hubungi dokter di Halodoc✔️ segera untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.


Stefanus Immanuel Wijaya • 8B  • 30

Sumber

Comments

Popular posts from this blog

Jantung Koroner

Flu

kanker paru paru